Chapter 1: Sekolah Baru, Teman Baru...

                                          (Source Pic: Yukepo.com)

Aku Zard Nugroho, cowok 15 tahun yang begitu pendiam, yang hanya suka pada komik, novel dan anime, dan juga makanan tapi anehnya aku tidak gemuk. Badanku kurus dengan kacamata besar serta badanku yang tergolong tinggi diantara anak sebayaku. oh yah, Hari ini adalah hari yang menyenangkan karena akhirnya aku memakai seragam putih- abu-abu!! keren kan?
aku sangat senang, aku berjalan memasuki gerbang sekolah dengan berjalan bagai artis...
"lihatlah betapa kerennya diri ku dengan seragam ini!!" gumam ku dalam hati, aku pun memasuki ruang kelas seolah teman- teman dikelas seperti "paparazi" yang siap memotretku dengan tatapan terpesona mereka,... yahh! aku harus memuji diriku sendiri karena aku tak pernah mendapat pujian dari orang mengenai penampilanku kecuali, ibu.

Aku pun duduk di bangku tengah, dimana didepanku ada anak laki-laki yang begitu klimis, semua serba membahana "NEW GLOWING THINGS" dia sepertinya anak orang kaya, dan disampingku ada anak perempuan yang begitu indah tuk dipandang,... maybe i'm falling for her?. dengan rambutnya yang diikat kuda, kulit sawo matang, matanya yang agak kecoklatan, pokoknya perfect deh! daaan...dibelakangku ada anak perempuan yang duduk, hmm sepertinya dia terlihat begitu murung di hari pertamanya, maksudku "Heloo! ini hari pertama kita memakai seragam sekeren ini untuk memberikan first impression kita dan kau hanya terduduk diam murung!?", huft! sudahlah, biarkan saja dia dengan dunianya.

aku pun memulai percakapan dengan temanku yang duduk didepanku, "haai! Aku Zard!", ucapku.
dia hanya menatap ku beberapa detik sebelum membalas sapa ku, "oh hai, aku steve". setelah perkenalan yang agak canggung itu kami pun memulai percakapan yang menarik. "oh yah? kamu suka anime juga yah?" kata steve. "yah weekend aja aku bisa marathon tuh nontonnya, haha" jawab ku. "beneran nih?! gila! kalo aku udah pasti di teriakin sama kakakku tuh, dia bawel kalo aku nonton anime katanya anime untuk anak-anak, ngeselin kan?!". aku hanya tertawa mendengar ceritanya. Dan tak lama setelah percakapanku dengan steve bel jam pertama pun berbunyi "Kring!, kringg! kriingg!". bel itu terdengar agak menyeramkan mengingatkanku pada film pengabdi setan yang ku tonton beberapa hari lalu. Tak lama berselang masuklah guru kami, yang sepertinya wali kelas kami.


First imppression sih, sepertinya dia guru yang baik dengan badan yang tegap, rambut klimis ala anak muda jaman now, lengan baju tergulung dengan dasi merah sepertinya sih guru muda nih, yaahh wajar saja para siswi menyimak apa yang disampaikan dengan baik, kalem- kalem gitu.

"Baik adik- adik! perkenalkan nama saya Ryan Chen, panggil saja Pak Ryan. mulai saat ini saya akan menjadi wali kelas untuk Kelas ini, Kelas X 3 IPA. mohon kerja samanya yah adik- adik!!". serentak para siswa-siswa menjawab "Iya pak!". setelah itu pak ryan meminta kami memperkenalkan diri kami, asal kami dan juga hoby kami. waah ini kesempatan mengetahui sang pujaan hati nih...

1, 2 , 3, 4... dan akhiiiirrnyaaa! giliran si dia!, "Perkenalkan nama saya Isna Cendana, biasa di panggil nana, asal ponorogo. kalo hobby, saya senang mendengar musik dan membaca, terimakasih!". jadi namanya nana nih, hobby dengar musik. waahh aku harus banyak referensi musik nih, hihi... sambil senyum- senyum sendiri aku pun berdiri memperkenalkan diriku "perkenalkan nama saya Zard Nugroho, teman- teman boleh panggil saya zard, asal saya jember, hobby saya nonton anime!" serentak para siswa menertawaiku, "Anime?! emang itu untuk anak SMA?". bahkan ada yang berbisik- bisik,"orang itu aneh yah, liat aja tuh penampilannya,.. wajarlah dia suka anime, hihi". mendengar hal itu tidak membuatku sedih, karena sejak SMP aku sudah banyak menghadapi manusia-manusia seperti ini. yahh, jika yang lain mengatakan masa SMP adalah masa indah karena selain pubertas, ada juga yang ketemu cinta pertama dan bal, bla,... mengingatnya saja membuatku iri, aku bahkan tidak punya cerita yang menyenangkan untuk dicerita bahkan diingat.

Perkenalan diri para siswa-siswi kelasku pun berlanjut, siswa demi siswa dan akhirnya mendekati giliran anak perempuan yang duduk dibelakang ku, "yahh coba yang terakhir! coba perkenalkan dirinya dik!"pinta pak ryan. tunggu! yang terakhir? ini maksudnya apa? bukannya yang terakhir itu anak perempuan ini? aku pun menoleh dengan rasa kasihan, aku kasihan walaupun penampilannya seperti itu dia tidak pantas diperlakukan seperti itu oleh seorang guru, "Pak! Maaf!", kataku. "iya ada apa?" sahut pak ryan. "maaf pak, bapak katakan tadi yang terakhir? bukannya masih ada satu siswa lagi pak, mohon maaf pak, walaupun penampilannya kurang menarik dan duduk di ujung bapak tidak pantas memperlakukan dia seperti itu pak, dia ini siswa bapak" kataku sambil menunjuk anak perempuan itu, dia pun sontak menoleh padaku dan tersenyum senang. aku pun merasa senang karena dapat membantunya, agar dia tidak merasakan pengalaman yang sama semasaku SMP. Aku tak ingin dia merasakan pengalaman pahit di masa SMA-nya ini.

"Dia? dia sapa, zard?" tanya pak ryan bingung. Aku pun menjadi kesal "ini dia pak, siswa bapak! dia duduk tepat dibelakang ku!" sambilku rangkul tangan anak perempuan itu untuk memintanya berdiri dia pun berdiri dengan tersenyum padaku. Sontak kelas menjadi sepi dan mata teman- teman kelasku tertuju padaku, tapi aku tak menghiraukannya karena aku sudah terbiasa dengan tatapan seperti itu. karena tatapan mereka seperti itu padaku membuatku semakin marah, mengingatkanku pada masa itu.Tapi amarah tadi itu sekejap menghilang ketika aku melihat wajah steve yang seakan memberikan isyarat "Hentikan zard, apa yang kau lakukan?", aku pun terdiam dan melepaskan tangan anak perempuan itu.

Pak ryan pun melajutkan materi- materi yang pada umumnya wali kelas lakukan pada pertemuan pertama, yah hal membosankan seperti, pemilihan ketua kelas, pengaturan jadwal piket, yah dan hal membosankan lainnya hingga jam istirahat.

Ketika bel istirahat berbunyi, anak perempuan yang duduk dibelakangku bergegas keluar kelas dengan tetap tersenyum padaku. steve pun memukul meja ku, " Hoooyy! zard, kamu kenapa sih?". "aku? kenapa? apanya yang kenapa?" tanya ku pada steve. Dia pun terlihat bingung mendengar jawabanku. "kamu bertanya kenapa? kamu sadar nggak sih?!". aku pun semakin kebingungan melihat respon steve yang begitu terlihat khawatir padaku. "Tadi kamu membentak pak ryan dengan alasan yang tidak jelas, apa perlu aku tanyakan lagi?". akupun geram dan marah akupun menghentak mejaku "buuukk!!"dan bergegas keluar kelas menuju kantin. Ternyata dia sama saja memperlakukan seseorang yang tidak berpenampilan menarik dengan tidak adil.

Ketika aku menuju ke kantin, aku melihat anak perempuan tadi sedang duduk sendiri dekat parkiran. akupun mendekati dan menyapanya, "hai, aku zard, salam kenal", dia pun menoleh dan tersenyum sambil menjawab sapaku, "oh iya, aku Alisya, salam kenal juga". aku duduk disampingnya, "oh iya kamu kok sendirian disini? emang nggak lapar gitu?", dia hanya tersenyum. "loh kok hanya senyum sih? mau aku belikan makanan nggak?" tanyaku agak kesal,"nggak usah zard, makasih, aku udah kenyang, tadi bawa bekal kok" jawabnya sambil tersenyum. Tidak lama kami berbincang terdengar suara seseorang memanggil ku, "zard! Zard!! woyy!", ternyata si steve yang memanggil dari kejauhan sambil berlari, "lah kamu ngapain lari- lari begitu? emang lagi dikejar siapa?" tanyaku. "yah soalnya kamu langsung keluar gitu, aku kan merasa bersalah tau!" jawabnya sambil menjitak kepalaku. "eh kamu lapar nggak? ke kantin yuk!" ajak steve."oh iya kamu mau ikut nggak?" tanyaku pada alisya, "nggak kalian duluan aja, aku masih mau duduk disini" jawabnya sambil tersenyum lagi, "yah udah aku ke kantin dulu bareng steve yah". steve pun terlihat kebingungan tapi aku mencoba bersikap masa bodoh dengan sikapnya itu.

Sesampainya kami dikantin dan hendak memesan makanan di Penjaga kantin, isna lewat di samping ku, hatiku berdegup kencang, bau harum pun tercium mengikuti langkahnya. "harum banget sih tuh cewek, pasti pake parfumnya sebotol tuh" canda steve, kami pun tertawa sambil menghampiri penjaga kantin, "ayok, ayok dek, mau makan apa? hari ini ada ayam rendang loh,..." kata penjaga kantin, "Ayam rendang bu? mau deh bu!" pesan steve, "saya juga deh bu,.." ikutku. "oke deh, tuggu yah dek,...".

"Nah ini dia, ayam rendang maknyos ibu kantin nih,... minum nya pesan disebelah yah dek" katanya sambil memberikan makanan kami, "kita duduk dimana nih zard?" tanya steve, "dipojok sana aja deh" kataku. kami pun menuju tempat duduk yang di pojok kanan dari kantin dekat tangga menuju ke kelas XI. ketika kami duduk di tempat itu aku melihat alisya berjalan menaiki tangga itu, "Alisya, mau kemana?" refleks ku. "mau ke atas zard, ketemu ama kakakku" jawabnya "ya udah hati- hati", alisya pun berlalu dengan tersenyum. Kemudian seseorang menarik tanganku, "woy lekas makan!! entar bel berbunyi lo!" kata steve dengan nada sedikit mengejek. Kami pun menyantap makanan kami, steve terlihat gelisah seperti ada yang ingin dia katakan padaku, "kamu kenapa steve? kok keliatan gelisah gitu? nggak enak yah?" tanya ku penasaran. "ahh, nggak kok! enak loh, haha,... kalo kamu nggak mau sini buat aku aja ayamnya" candanya. kami ku bersenda gurau sambil menyantap makanan kami. setelah waktu berselang bel masuk kelas pun berbunyi, "yuk kekelas, steve" ajakku, "yaahhh udah masuk yah, malas banget deh pasti sebentar udah mulai pelajaran nih, semoga guru nya asik, haha" candanya, "semoga aja deh, haha" jawabku, kami pun menuju ke kelas.

"Kring, Kriingg, Kringgg!" bel pulang sekolah pun berbunyi, kami pun bergegas pulang. steve pun pamit padaku, dan segera keluar kelas. aku pun menoleh ke belakang melihat alisya membereskan alat tulisnya,"Alisya, kamu tinggal di mana?" tanyaku, "oh aku tinggal di jalan rusa, kamu?", "aku tinggal di dekat stadion mattoangin, tapi aku naik angkot, kamu naik apa pulangnya?" tanyaku. "oh sama, kita barengan aja yah, kan searah tuh" ajaknya, kami pun menuju gerbang sekolah sambil berbagi pengalaman semasa SMP kami, dan yah benar masa SMP kami begitu sama sehingga membuat kami semakin akrab. "oh itu! angkotnya udah ada, al!" kataku, akupun melambaikan tanganku agar angkonya berhenti dan mengangkut kami.

Selama diatas angkot kami bersenda gurau, bahkan ada seorang ibu yang ikut bercerita dengan kami, yah tentu saja dia menceritakan masa mudanya dengan pacarnya, hmm mungkin ibu ini mengira kami pacaran, kami pun menyimak kisah cintanya yang begitu terdengar seperti sinetron, haha tapi menarik. "kiri mas!" teriak alisya. "loh turun di sini al?" tanya ku, "iya aku duluan yah zard" pamit alisya sambil tersenyum padaku. Alisya pun tetap berdiri di pinggir jalan menunggu angkot ini berjalan kembali, setelah angkot jalan lagi alisa pun melambaikan tangannya padaku, aku pun membalas lambaiannya, dan ibu tadi pun melanjutkan ceritanya. Ketika kami melanjutkan cerita kami, "hati- hati loh dek" kata seorang pria baya yang duduk disamping ibu itu, "loh hati- hati kenapa pak?" tanyaku, ibu itu pun juga ikut bertanya, "kenapa emangnya pak? aku bukan penculik anak loh!" canda ibu itu, kami pun tertawa bersama. "Kiri depan mas yah!" teriakku ke supir, "lampu merah itu yah dek?" jawab supir itu, "iya". sang supir pun berhenti tepat setelah perempatan lampu merah itu, ketika aku hendak turun dari angkot tiba- tiba bapak tadi memegang tanganku dengan erat,"hati- hati loh yah dek, aku serius" wajahnya terlihat pucat fasih, aku hanya menggangguk dan tesrnyum.

Akupun berjalan menuju rumahku, sepanjang jalan aku terus kepikiran apa yang dikatakan bapak tadi, "hati- hati?" gumamku, tapi aku haru berhati- hati dengan apa? hari ini aku tidak melakukan penlanggaran dikelas, apa dia bisa menerawang yah? kayak paranormal- paranormal yang d tv gitu, ah sudahlah, tidak usah ku pikirkan deh. Akupun melanjutkan perjalananku menuju rumah.

Sesampainya di rumah aku terhenti didepan pagar rumah, tiba- tiba suasana menjadi dingin, perasaan ku menjadi tidak enak dan seolah ada seseorang yang menatapku dari kejauhan, aku pun menoleh kekiri dan kekanan, "ah mungkin perasaanku saja", kataku sambil membuka pintu pagar rumah,...

-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Chapter 2 : Si Putih Gesit




Komentar

  1. Keren ceritanya.. Ayo lanjutkan yaa..

    BalasHapus
  2. Ini fiksi atau terinspirasi dari kisah nyata? Baguuus ceritanya. Ditunggu ya kelanjutannya. Bikin penasaran 😃

    BalasHapus
    Balasan
    1. idenya dari kisah nyata kak, tapi di berikan sedikit racikan kak, hehe

      Hapus
  3. Saya baru baca setengahnya belum selesai. Kalau dilanjut pasti makin seru ceritanya #keburupengencoment

    BalasHapus
  4. Ceritanya asik, khas remaja banget ...
    Membacanya aku jadi teringat masa cinta~cintaan monyet dulu hahaha ..

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan Populer